7 Jan , 2018
Sistem Ekresi Pada Manusia Dan Organ-Organ Ekresi
A. Sistem Ekskresi pada Manusia
Apakah Anda pernah merasa haus setelah berolahraga berat? Atausetelah berjalan di bawah terik matahari? Setelah berolahraga berat atau
aktivitas lainnya, kita akan merasa haus. Hal itu disebabkan tubuh telah
kehilangan banyak cairan (keringat). Keringat merupakan sisa
metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Sisa-sisa
metabolisme tersebut dapat dikeluarkan dalam bentuk gas maupun cairan.
Manusia memiliki sistem ekskresi yang cukup kompleks. Untuk itu,
sistem ekskresi pada manusia dilengkapi dengan organ-organ khusus yang
berperan dalam proses ekskresi.
1. Organ-Organ Ekskresi
Manusia memiliki organ ekskresi yang kompleks dibandingkandengan makhluk hidup lainnya. Organ-organ ekskresi tersebut sangat
penting dalam menjalankan fungsinya, seperti mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme, mengatur homeostatis tubuh, dan mengatur kadar pH cairan
tubuh. Apa sajakah organ ekskresi pada manusia? Simaklah penjelasan
berikut ini.
a.Ginjal
sistem ginjal |
Setiap hari, kita akan selalu mengeluarkan sisa
metabolisme dalam bentuk cairan. Proses tersebut salah
satunya adalah buang air kecil (urine). Urine yang
dibuang setiap hari merupakan hasil dari sistem urinaria.
Pusat atau organ utama dari sistem urinaria adalah
ginjal.
Fungsi utama dari sistem urinaria adalah mem-
produksi urine. Selain itu, sistem urinaria dapat
mempertahankan keseimbangan air di dalam tubuh,
mempertahankan volume dan komposisi cairan dalam
tubuh, serta mengatur pH cairan tubuh. Hal-hal tersebut
terjadi karena ginjal dapat mengeluarkan secara selektif
sisa-sisa metabolisme dan air dalam jumlah tertentu.
Dengan begitu, komposisi cairan tubuh berada dalam
keadaan optimal. Sistem urinaria terdiri atas dua ginjal,
dua ureter, satu vesica urinaria (kantung kemih), dan
satu uretra. Perhatikan Gambar 7.1.
Ginjal merupakan organ yang berbentuk
menyerupai kacang. Ginjal memiliki ukuran panjang
Kantung
11–12 cm, lebar 6 cm, dan tebal 3 m. Organ ini terletak
di dekat ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang.
Ginjal pada manusia terdiri atas satu pasang (kiri dan
kanan). Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dari ginjal kiri. Hal
bagian, yaitu korteks, medula, dan pelvis.
ginjal mengandung jutaan nefron |
Ginjal mengandung jutaan unit fungsional terkecil yang disebut
nefron. Setiap nefron terdiri atas saluran (tubulus) nefron yang
berhubungan dengan pembuluh darah. Nefron merupakan miniatur
(bentuk kecil) dari fungsi ginjal. Nefron bekerja dengan cara mengolah
sejumlah darah menjadi urine. Setiap nefron memiliki ujung dan pangkal
pada bagian korteks. Pada nefron terdapat pula kapsula Bowman, suatu
bagian berbentuk seperti mangkuk. Pada ujung lainnya dari nefron
terdapat tubulus kolektivus (saluran pengumpul).
Gambar 7.2 menunjukkan struktur nefron secara detail beserta
pembuluh darahnya. Di dalam kapsula Bowman terdapat suatu kumpulan
pembuluh darah kapiler yang disebut glomerulus. Glomerulus berfungsi
dalam filtrasi darah untuk pembentukan urine. Saluran (tubulus) pada
nefron terdiri atas tiga bagian, yaitu tubulus kontortus proksimal,
lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal.
Proses pembentukan urine terjadi di bagian nefron. Pembentukan
urine terjadi melalui tiga proses, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi
(Campbell, 1998: 888).
Proses pembentukan urine melalui 3 proses |
Selama filtrasi, air dan molekul-molekul kecil lainnya masuk dari
kapiler menuju saluran-saluran pada nefron melalui glomerulus. Setelah
filtrasi, darah akan mengalami reabsorpsi. Pada proses reabsorpsi, air,
glukosa, garam, asam amino, dan ion-ion lainnya akan dikembalikan ke
dalam darah. Adapun pada proses sekresi, substansi di dalam darah akan
dikembalikan ke dalam filtrat. Misalnya, jika terdapat kelebihan H+ di
dalam darah, maka ion H+ akan disekresikan kembali ke dalam filtrat.
Hal ini untuk menjaga agar darah tidak menjadi asam. Sekresi juga
berfungsi menghilangkan berbagai bahan beracun di dalam darah. Proses
terakhir adalah ekskresi. Urine hasil filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi akan
keluar dari tubuh melalui ureter. Untuk mengetahui secara detail proses
yang terjadi dalam pembentukan urine, perhatikan gambar berikut ini.
Proses pembentukan urine |
Sekarang kita akan mempelajari bagaimana proses pembentukan urine
oleh satu nefron dan tubulus kolektivus. Darah yang masuk ke glomerulus
akan mengalami proses filtrasi. Hasil filtrasi darah glomerulus disebut
urine primer atau filtrat glomerulus. Filtrat glomerulus tersebut akan masuk
ke tubulus kontortus proksimal.
Pada tubulus kontortus proksimal, glukosa dan asam amino dari filtrat
akan direabsorpsi menuju kapiler. NaCl akan direabsorpsi di tubulus
kontortus proksimal dan kontortus distal. Pada saat NaCl direabsorpsi,
air akan berosmosis pula ke dalam darah. Selain itu, sekresi H + dan
reabsorpsi HCO3– terjadi pula di tubulus kontortus proksimal dan tubulus
kontortus distal.
Lengkung Henle dan tubulus kolektivus memiliki satu fungsi utama
yaitu reabsorpsi air. Lengkung Henle akan membawa filtrat ke bagian
medula dan kembali ke bagian korteks. Air akan meninggalkan tubulus
karena cairan interstitial (darah) pada bagian medula memiliki konsentrasi
yang lebih tinggi dibandingkan pada filtrat.
Pada bagian lengkung Henle ascenden (naik), reabsorpsi air akan
berhenti karena tubulus tersebut impermeabel (tidak dapat ditembus)
terhadap air. Pada bagian ini, terjadi reabsorpsi NaCl dari filtrat menuju
darah.
Tahap terakir filtrasi terjadi pada bagian tulubus kolektivus. Pada
bagian ini terjadi reabsorpsi NaCl. Proses ini menentukan kadar garam
di dalam urine. Pada bagian medula, tubulus kolektivus menjadi permeabel
(dapat ditembus) terhadap urea. Akibatnya, urea akan direabsorpsi
menuju darah. Ketika filtrat menuju medula, air akan lebih banyak
direabsorpsi sebelum masuk ke pelvis.
Beberapa tubulus kolektivus akan bermuara di bagian pelvis yang
kemudian akan menuju ureter sebelum akhirnya sampai di kantung
kemih. Urine akan ditampung pada kantung kemih sebelum akhirnya
dikeluarkan melalui uretra.
b. Kulit
Kulit mengeluarkan keringat | sebagai proses ekskres |
tubuh, pengatur suhu tubuh, peraba, tempat sintesis vitamin D, serta
pelindung jaringan di bawahnya. Dalam kajian ekskresi, kulit berfungsi
mengeluarkan sisa metabolisme berupa garam dan senyawa lainnya dalam
bentuk keringat.
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan jaringan, yaitu epidermis
dan dermis. Epidermis tersusun atas lapisan sel-sel epitel. Apabila lapisan
sel epitel paling atas rusak atau mati, akan digantikan oleh sel-sel epitel
yang baru.
Adapun dermis mengandung beberapa jaringan ikat, seperti jaringan
lemak. Pada dermis terdapat pula folikel rambut. Folikel tersebut
menghasilkan rambut. Selain itu, pada dermis terdapat kelenjar minyak
(glandula sebacea), pembuluh darah, kelenjar keringat, dan ujung-ujung
saraf. Sebagai proses ekskresi, kelenjar keringat mengeluarkan keringat
sebagai sisa metabolisme.
c.Paru-paru
Paru-paru mengeluarkan CO2 | sebagai hasil metabolisme sel-sel | tubuh. |
Pada pelajaran sebelumnya, kita mengenal bahwa paru-paru berperan
sebagai organ pada sistem pernapasan. Pada sistem pernapasan, paru-paru
berfungsi menarik O2 dari atmosfer ke dalam tubuh dan mengeluarkan
CO2 dari darah ke atmosfer (luar tubuh). Oleh karena itu, paru-paru
dapat dimasukkan ke dalam organ ekskresi karena berfungsi me-
ngeluarkan CO2 dan uap air hasil metabolisme sel-sel tubuh. Perhatikan
d. Hati
Hati berfungsi menghasilkan cairan | empedu |
Hati merupakan organ yang terletak di sebelah komponen kanan
atas rongga perut di bawah diafragma. Hati (Gambar 7.7) memiliki
beberapa fungsi, seperti memproduksi protein plasma; pusat metabolisme
protein, lemak, dan karbohidrat; pusat penetralan zat-zat beracun; dan
gudang penyimpanan berbagai zat.
Dalam proses ekskresi, hati berfungsi menghasilkan cairan empedu.
Cairan empedu mengandung beberapa bahan, seperti garam-garam
empedu, pigmen empedu (bilirubin), kolesterol, mineral, dan air.
Bilirubin merupakan hasil perombakan hemoglobin darah yang
berlangsung di dalam hati. Hemoglobin pada sel-sel darah merah yang
rusak akan dipecah menjadi heme dan globin, serta zat besi. Globin dan zat
besi akan digunakan kembali oleh tubuh. Adapun hemin diubah menjadi
bilirubin. Di dalam hati, bilirubin tersebut diubah menjadi urobilin yang
akan diserap kembali oleh usus. Urobilin tersebut akan diekskresikan oleh
ginjal di dalam urine. Urobilin memberikan warna kuning pada urine,
sedangkan bilirubin memberikan warna kuning pada feses.